Sabtu, 03 Juli 2010

Media Massa Cetak Tidak akan Mati


SEKJEN SPS Pusat, Sukardi Darmawan (kedua dari kiri) memimpin Muasyawarah SPS Cabang Sulsel, didampingi Dahlan Kadir (paling kiri), Putra Jaya (kedua dari kanan), dan Mustawa Nur, dan anggota SPS Sulsel lainnya, di Hotel Makassar Golden, Rabu, 30 Juni 2010. (Foto: Asmono Wikan)





-----


Media Massa Cetak Tidak akan Mati


Oleh: Asnawin

Para penerbit surat kabar, majalah, dan tabloid tidak perlu khawatir dengan hadirnya berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi. Mereka pun tak perlu terbebani oleh berbagai ramalan tentang masa depan media massa cetak, karena bagaimana pun juga media massa cetak tidak akan mati.

Yang penting, para pengelola media massa cetak harus melakukan berbagai penyesuaian dengan perubahan dan perkembangan yang ada, sehingga media massa cetak tetap eksis selamanya.

Demikian benang merah pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) Pusat, Sukardi Darmawan, dan Direktur Eksekutif SPS Pusat, Aswono Wikan, pada acara Lokakarya Manajemen Pers yang dirangkaikan Musyawarah Cabang Pemilihan Pengurus SPS Sulsel Periode 2010-2014, di Hotel Makassar Golden, Rabu, 30 Juni 2010.

Sukardi mengatakan, perkembangan media digital di Amerika Serikat yang begitu pesat ternyata tidak mematikan media massa cetak yang ada. Kalau pun ada yang bangkrut dan mati, itu bukan karena kehadiran media digital, melainkan karena para pengelolanya tidak mampu melakukan berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan yang ada.

"Sekali pun ada beberapa yang sudah bangkrut, namun itu bukan karena pengaruh era digital, tetapi lebih kepada persoalan keuangan," katanya.

Dia berharap para pengurus SPS Sulsel senantiasa merapatkan barisan dan membuat program kerja yang dapat membantu memberikan solusi kepada para pengelola media cetak agar media cetak yang ada tetap eksis.

Direktur Eksekutif SPS Pusat, Aswono Wikan juga secara tegas mengatakan bahwa era digital tidak akan menghilangkan eksistensi media cetak.

"Tidak perlu kita berpikir bahwa media cetak akan mati 10 atau 20 tahun ke depan, karena itu tidak akan terjadi," tandasnya.

Ketua SPS Sulsel periode 2010-2014, Dahlan Kadir, mengakui bahwa kehadiran media digital tidak terlalu berpengaruh kepada penerbitan lokal di Sulawesi Selatan. Buktinya, media cetak yang ada umumnya tetap eksis, bahkan media cetak baru pun bermunculan.

''Kehadiran media digital bukan membunuh media cetak yang sudah lebih dulu ada, melainkan hanya menciptakan komunitas baru. Mengapa media cetak lokal tetap eksis, karena mereka punya pembaca tersendiri dan berita-beritanya pun kebanyakan berita lokal. Justru penerbitan lokal terbantu dengan kehadiran internet,'' tuturnya.

Dahlan Kadir yang telah berusia lebih dari 60 tahun dan menjadi wartawan sejak masih berusia belasan tahun, kini menjabat Pemimpin Redaksi Surat Kabar Umum ''Tegas'' di Makassar.

Selain aktif di SPS Sulsel, Dahlan Kadir juga sudah puluhan tahun menjadi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sulawesi Selatan.

''Saya sudah puluhan tahun menjadi wartawan, jadi saya banyak tahu tentang perubahan dan perkembangan media massa di Sulawesi Selatan,'' kata Dahlan kepada penulis.


Pengurus SPS Sulsel 2010-2014

Dalam kepengurusan SPS Sulsel periode 2010-2014, Dahlan Kadir (SKU Tegas) yang menggantikan Putra Jaya (Tabloid Demo's) sebagai ketua, didampingi Mustawa Nur (Harian Berita Kota) sebagai Wakil Ketua I, dan Yonathan Mandiangan (SKM Eksis) sebagai Wakil Ketua II.

Machmud Sallie (Majalah Akselerasi) ditetapkan sebagai sekretaris, Subhan Yusuf (Harian Ujungpandang Ekspres) sebagai wakil sekretaris, Andi Heri Moein (SKM Mapres) sebagai bendahara, serta M Alie (Majalah Karya) sebagai wakil bendahara,

Putra Jaya bersama Agus Salim AH (Harian Fajar) ditetapkan sebagai Anggota Dewan Pertimbangan.


Tidak ada komentar: